Tujuan untuk memudahkan siswa siswi sekolah memebuat karya tulis
contoh sampul
Analisis Tema dan Penokohan
pada Cerpen
Robohnya
Surau Kami karya A.A. Navis
Karya Tulis
Kelompok I
Kementrian Agama
Madrasa Tsanawiyah Negri Sumenep
Februari, 2012
Analisis Tema dan Penokohan
pada Cerpen “Robohnya Surau Kami”karya A.A. Navis
Karya tulis untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia
yang dibina oleh Ibu Dewi
Isnaini, S.Pd.
Kelompok I
1.
Wildan Imami
2.
Joko Sujono
3.
Muh.Taufik
Illahi
4.
Maswari
5.
Muh.Baidawi
Kementrian Agama
Madrasa Tsanawiyah Negri Sumenep
Februari, 2012
Halaman Pengesahan
Karya tulis ini di setujui dan disahkan pada :
hari :…………………
tangal :…………………
Sumenep,………………………..
Mengetahui,
Kepala
Madrasah,
Drs.Abdullah
M.H.
NIP 196609061992031005
|
Pembimbing,
Dewi Isnaini, S.Pd.
NIP 150393003
|
i
Kata Pengantar
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,karena dengan pertolongan-Nya kami
dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Analisis Tema dan Penokohan pada Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis ini.
Salawat serta salam tetap kita persembahkan untuk Nabi Muhammas S.A.W.
Tujuan
penulisan karya tulis dimaksudkan untuk bisa
mengenali dan memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen,
khususnya pada bagian tema dan penokohan pada cerpen.
Kami ucapkan terima kasih kepada guru pembing kami, Ibu Dewi Isnaini, S.Pd. yang
telah membantu kami dalam mengerjakan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis ini.
Kritik dan saran akan kami terima guna kesempurnaan karya tulis ini, akhir
kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siswa MTsN Sumenep pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman
Pengesahan
.................................................................................................................... i
Kata
pengantar
..............................................................................................................................
ii
Daftar
isi
........................................................................................................................................iii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………….….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………………………………………………….......1
1.4 Metode
Penelitian………………………………………………………………………….....1
1.5 Sistematika
Penulisan………………………………………………………………………....2
Bab II Landasan Teori
2.1 Pengertian Cerpen…………………………………………………………………................3
2.2 Ciri-ciri Cerpen……………………………………………………………………………...3
2.3 Unsur-unsur Cerpen…………………………………………………………………..........3
2.2 Ciri-ciri Cerpen……………………………………………………………………………...3
2.3 Unsur-unsur Cerpen…………………………………………………………………..........3
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian tema
cerpen“Guru’’…………………………………………………………….....5
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru”………………………………………………………...6
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru”………………………………………………………...6
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….… 7
4.2 Saran………………………………………………………………………………………..7
Daftar Pustaka
iii
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Cerpen merupakan
salah satu bentuk karya sastra yang berwujud prosa, cerpen ada yang bersifiktif
dan nonfik tif .Cerita yang di tampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya
sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada
tokoh utamanya .Cerpen biasanya juga di terbitkan dan di bukukan dalam bentuk
kumpulan yang di sebut buku kumpulan cerpen(Anindyarini,2008:6).Cerpen memiliki
unsur intrinsik dan ektrinsik, oleh sebab itu, kelompok kami akan menganalisis Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis dari segi unsur tema dan penokohanya saja .
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
tema pada cerpen “Robohnya Surau Kami’’ ?
1. Apa penokohan pada cerpen “Robohnya
Surau Kami’’?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui tema cerpen “ Robohnya
Surau Kami’’.
2. Untuk mengetahui penokohan cerpen “Robohnya
Surau Kami’’.
1.4 Metode
Penelitian
Untuk mengetahui meyusun karya tulis ini, kami
mengunakan pendekatan metode penelitian secara kualitatif berdasarkan
metodepenelitian deskriptif.
1.5 Sistematika
Penulisan
Bab I
Pendahuluan
1.1Latar
Belakang
1.2Rumusan
Masalah
1.3Tujuan
Penulisan
1.4Metode
Penelitian
1.5Sistematika
Penulisan
1
2
Bab II Landasan Teori
2.1 Pengertian Cerpen
2.2 Ciri-ciri Cerpen
2.3 Unsur-unsur Cerpen
2.2 Ciri-ciri Cerpen
2.3 Unsur-unsur Cerpen
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian tema
cerpen“Guru’’
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Bab II
Landasan Teori
2.1 Pengertian
Cerpen
Merupakan
karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya
cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca (Sayuti, 2000:9).
Menurut
ukuran secara umum, cerpen selesai dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Jika
ceritanya lebih panjang, mungkin sampai ½ atau 2 jam.
Sumber
cerpen dari kehidupan manusia sehari-hari, tetapi tidak melukiskan seluruh
kehidupan manusia.
2.2 Ciri-ciri
cerpen
ü
Pada umumnya
ceritanya pendek
ü
Yang
ditampilkan hal-hal yang penting
ü
Isinya singkat
dan padat
ü
Menggambarkan
tokoh cerita menghadapi suatu pertikaian (konflik) untuk menyelesaikannya
ü
Sanggup
meninggalkan suatu kesan dalam hati pembaca
ü
Plot merupakan
peristiwa tunggal
ü
Tokoh biasanya
langsung ditunjukkan karakternya
ü
Demensi
waktunya cenderung terbatas
2.3 Unsur-unsur
Cerpen
1. Tema
Adalah
pokok permasalah sebuah cerita yang terus-menerus dibicarakan sepanjang cerita
(Suhana, 2001:51). Senada dengan pengertian tersebut, Sayuti (2000:187)
menyatakan tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Wujud
tema dalam fiksi biasanya berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh.
Tema
fiksi pada umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis,yakni:
(a)
Tema
physical/jasmaniah
Merupakan tema
yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia.
(b)
Tema
organic/moral
Merupakan tema
yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia.
(c)
Tema
social/sosial
Meliputi
hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik,
pendidikan, dan propaganda.
(d)
Tema
egoic/egoik
Merupakan tema
yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh
sosial.
(e)
Tema
divine/Ketuhanan
Merupakan tema
yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan.
3.
Penokohan/Karakterisasi
3
4
Penokohan
adalah cara pengarang dalam menentukan tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing
dalam sebuah cerita.
Menurut
M. Saleh Saad dalam Tjahjono (1988:138), cara pengarang melukiskan keadaan dan
watak-watak tokohnya dapat melalui dua jalan, yaitu:
©
Cara analitik
yaitu pengarang menjelaskan secara langsung keadaan dan watak tokoh-tokohnya.
Misalnya dijelaskan tentang keadaan fisik, sikap, atau watak dari
tokoh-tokohnya.
©
Cara dramatik
yaitu pengarang menjelaskan dengan cara:
§
Melukiskan
keadaan sekitar tokoh
§
Melukiskan
reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama
§
Melukiskan
pikiran dan perasaan tokoh
§
Melukiskan perbuatan
tokoh
Sedangkan
macam-macam penokohan ditinjau dari sikap, watak, cara berpikir, dan sebagainya
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
©
Tokoh
protagonis yakni tokoh yang memiliki watak dan sikap hidup yang baik, sehingga
disenangi pembaca
©
Tokoh antagonis
yakni tokoh yang memiliki watak yang tidak sesuai dengan kehendak pembaca.
Biasanya berupa tokoh-tokoh dengan watak dan sifat yang jahat
©
Tokoh
tritagonis yakni tokoh yang selalu bertindak sebagai pihak ketiga yang berusaha
menjadi juru damai dalam konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dengan
tokoh antagonis.
Bab III
Pembahasan
3.1 Pengartian tema Cerpen Robohnya
Surau Kami
Tema atau pokok persoalan cerpen Robohnya Surau Kami
sesungguhnya terletak pada persoalan batin kakek Garin setelah mendengar bualan
Ajo Sidi. Gambaran ini terletak pada halaman 10 berikut ini.
“Sedari
mudaku aku disini, bukan? Tak ku ingat punya istri, punya anak, punya keluarga
seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin
cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, ku serahkan kepada
Allah Subhanahu Wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor
enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan
neraka…. Tak ku pikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan
pengasih penyayang kepada umatNya yang tawakkal. Aku bangun pagi-pagi. Aku
bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud
kepadaNya. Aku bersembahyang setiap waktu. Aku puji-puji dia. Aku baca
KitabNya. “Alahamdulillah” kataku bila aku menerima karuniaNya.
“Astaghfirullah” kataku bila aku terkejut. ” Masa Allah bila aku kagum.” Apakah
salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.”
Kemudian pada halaman 16 gambaran
itu ditegaskan kembali, yaitu :
“Tidak,
kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan diri mu sendiri. Kau takut
masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kaum mu
sendiri, melupakan kehidupan anak istimu sendiri, sehingga mereka itu kucar
kacir selamanya. Inilah kesalahan mu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal
engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan
mereka sedikitpun.”
Dengan demikian, jika kita buat
kesimpulan atas fakta-fakta di atas maka tema cerpen ini adalah seorang kepala
keluarga lalai itu sehingga masalah kelalaiannya itu akhirnya mampu membunuh
dirinya. Dan simpulan temanya itu ternyata bersifat universal.
5
6
3.2 Penokohan pada cerpen Cerpen Robohnya
Surau Kami
a.Tokoh Aku
Tokoh ini begitu berperan dalam
cerpen ini. Dari mulutnya kita bisa mendengar kisah si Kakek yang membunuh
dirinya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau. Pengarang menggambarkan
tokoh ini sebagai orang yang ingin tahu perkara orang lain.
b. AjoSidi
Tokoh ini sangat istimewa. Tidak
banyak dimunculkan tetapi sangat menentukan keberlangsungan cerita ini
. Secara jelas tokoh ini disebut sebagai si tukang bual. Sebutan ini muncul
melalui mulut tokoh Aku. Menurut si tokoh Aku, Ajo Sidi disebutkan sebagai si
tukang bual yang hebat karena siapa pun yang mendengarnya pasti terpikat.
Selain itu bualannya selalu mengena.
c. Si Kakek
Tokoh
ini agaknya menjadi tokoh sentral. Dia menjadi pusat cerita. Oleh si pengarang
tokoh ini digambarkan sebagai orang yang mudah dipengaruhi dan gampang
mempercayai omongan orang, pendek akal dan pikirannya, serta terlalu
mementingkan diri sendiri dan lemah imannya.
Penggambaran watak seperti ini karena tokoh kakek mudah
termakan cecrita Ajo Sidi. Padahal yang namanya cerita tidak perlu ditanggapi
serius tetapi bagi si kakek hal itu seperti menelanjangi kehidupannya.
Seandainya si kakek panjang akal dan pikirannya serta kuat imannya tidak
mungkin ia mudah termakan cerita Ajo Sidi. Dia bisa segera bertobat dan
bersyukur kepada Tuhan sehingga dia bisa membenahi hidup dan kehidupannya
sesuai dengan perintah tuhannya. Tetapi sayang, dia segera mengambil jalan
pintas malah masuk ke pintu dosa yang lebih besar.
d. Haji Saleh
Tokoh ini adalah ciptaan Ajo Sidi. Pemunculannya sengaja
untuk mengejek atau menyindir orang lain. Dengan begitu wataknya sudah
dipersiapkan oleh penciptanya dan karena kemahirannya Ajo Sidi tokoh ini
demikian hidup. Secara jelas dan gamblang watak tokoh ini digambarkan sebagai
orang terlalu mementingkan diri sendiri.
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
1.Tema cerpen ini
adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.
2. Penokohan
Tokoh
dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji
Soleh.
1)
Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
2)
Ajo Sidi adalah orang yang suka membual
3)
Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai
orang lain.
4)
Haji Soleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri.
4.2
Saran
Dengan
adanya uraian tentang cerpen “Robohnya Surau Kami” karaya A.A.Navis di atas penulis menharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan karya tulis selanjutnya.
Penulis beharap dengan adanya karya tulis ini memberi kesenangan tentang cerpen.
7
Daftar Pustaka
Anindyarini,Atikah.2008.
Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Surana. 2001. Garis Besar Sejarah sastra
Indonesia Lama. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia
untuk SMU/MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tjahjono, Libertus Tengsoe. 1988. Sastra
Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores-NTT: Nusa
Indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar