Jumat, 01 Juni 2012

Contoh karya tulis ilmiah MtsN Sumenep



 Tujuan untuk memudahkan siswa siswi sekolah memebuat karya tulis



contoh sampul
Analisis Tema dan Penokohan
pada Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis


Karya Tulis



 Kelompok I














Kementrian Agama
Madrasa Tsanawiyah Negri Sumenep

Februari, 2012






Analisis Tema dan Penokohan
pada Cerpen  “Robohnya Surau Kami”karya A.A. Navis

Karya tulis untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia
yang dibina oleh Ibu Dewi Isnaini, S.Pd.

Kelompok I
1.       Wildan Imami              
2.      Joko Sujono                  
3.      Muh.Taufik Illahi             
4.      Maswari                                    
5.      Muh.Baidawi                  






Kementrian Agama
Madrasa Tsanawiyah Negri Sumenep
Februari, 2012






Halaman Pengesahan

Karya tulis ini di setujui dan disahkan pada :
hari              :…………………
tangal         :…………………



                        Sumenep,………………………..

Mengetahui,
Kepala Madrasah, 




Drs.Abdullah M.H.
NIP 196609061992031005


Pembimbing,



                                                                                                                  Dewi Isnaini, S.Pd.                                                                                                   NIP 150393003 



                               





i






Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Analisis Tema dan Penokohan pada Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis ini. Salawat serta salam tetap kita persembahkan untuk Nabi Muhammas S.A.W.
Tujuan penulisan karya tulis dimaksudkan untuk  bisa mengenali dan memahami unsur-unsur intrinsik pada cerpen, khususnya pada bagian tema dan penokohan pada cerpen.
Kami ucapkan terima kasih kepada guru pembing kami, Ibu Dewi Isnaini, S.Pd.  yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis ini.
Kritik dan saran akan kami terima guna kesempurnaan karya tulis ini, akhir kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siswa MTsN Sumenep pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.







Tim Penulis







ii






Daftar Isi
Halaman Pengesahan ....................................................................................................................  i
Kata pengantar .............................................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………………….….1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………………………….....1
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….......1
1.4  Metode Penelitian………………………………………………………………………….....1
1.5  Sistematika Penulisan………………………………………………………………………....2
Bab II Landasan Teori
2.1 Pengertian Cerpen…………………………………………………………………................3
 2.2 Ciri-ciri Cerpen……………………………………………………………………………...3
 2.3 Unsur-unsur   Cerpen…………………………………………………………………..........3
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian tema cerpen“Guru’’…………………………………………………………….....5  
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru”………………………………………………………...6

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….… 7    

 4.2 Saran………………………………………………………………………………………..7

Daftar Pustaka


iii









Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berwujud prosa, cerpen ada yang bersifiktif dan nonfik tif .Cerita yang di tampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada tokoh utamanya .Cerpen biasanya juga di terbitkan dan di bukukan dalam bentuk kumpulan yang di sebut buku kumpulan cerpen(Anindyarini,2008:6).Cerpen memiliki unsur intrinsik dan ektrinsik, oleh sebab itu, kelompok kami akan menganalisis Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis dari segi unsur tema dan penokohanya saja .
1.2  Rumusan Masalah
1. Apa tema pada cerpen “Robohnya Surau Kami’’ ?
      1. Apa penokohan pada cerpen “Robohnya Surau Kami’’?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui tema cerpen “ Robohnya Surau Kami’’.
2.      Untuk mengetahui penokohan cerpen “Robohnya Surau Kami’’.
1.4  Metode Penelitian
Untuk mengetahui meyusun karya tulis ini, kami mengunakan pendekatan metode penelitian secara kualitatif berdasarkan metodepenelitian deskriptif.


1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
1.4Metode Penelitian
1.5Sistematika Penulisan

1
                                                                                                                                               

                                                                                                                                                               2





Bab II Landasan Teori
  2.1 Pengertian Cerpen                                                                                                                
  2.2 Ciri-ciri Cerpen                                                                                                                         
  2.3 Unsur-unsur   Cerpen    
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian tema cerpen“Guru’’                                                                                                      
3.2 Pengertian Penokohan cerpen “Guru

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan                                                                                                                                    

4.2 Saran
















Bab II
Landasan Teori
2.1  Pengertian Cerpen
Merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca (Sayuti, 2000:9).
Menurut ukuran secara umum, cerpen selesai dibaca dalam waktu 10 sampai 20 menit. Jika ceritanya lebih panjang, mungkin sampai ½ atau 2 jam.
Sumber cerpen dari kehidupan manusia sehari-hari, tetapi tidak melukiskan seluruh kehidupan manusia.

2.2 Ciri-ciri cerpen
ü  Pada umumnya ceritanya pendek
ü  Yang ditampilkan hal-hal yang penting
ü  Isinya singkat dan padat
ü  Menggambarkan tokoh cerita menghadapi suatu pertikaian (konflik) untuk menyelesaikannya
ü  Sanggup meninggalkan suatu kesan dalam hati pembaca
ü  Plot merupakan peristiwa tunggal
ü  Tokoh biasanya langsung ditunjukkan karakternya
ü  Demensi waktunya cenderung terbatas

2.3 Unsur-unsur Cerpen
1. Tema
Adalah pokok permasalah sebuah cerita yang terus-menerus dibicarakan sepanjang cerita (Suhana, 2001:51). Senada dengan pengertian tersebut, Sayuti (2000:187) menyatakan tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Wujud tema dalam fiksi biasanya berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh.
Tema fiksi pada umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis,yakni:
(a)      Tema physical/jasmaniah
Merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia.
(b)      Tema organic/moral
Merupakan tema yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia.
(c)      Tema social/sosial
Meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
(d)     Tema egoic/egoik
Merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial.
(e)      Tema divine/Ketuhanan
Merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
3.      Penokohan/Karakterisasi
3

                                                                                                                                        4
Penokohan adalah cara pengarang dalam menentukan tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing dalam sebuah cerita.
Menurut M. Saleh Saad dalam Tjahjono (1988:138), cara pengarang melukiskan keadaan dan watak-watak tokohnya dapat melalui dua jalan, yaitu:
©         Cara analitik yaitu pengarang menjelaskan secara langsung keadaan dan watak tokoh-tokohnya. Misalnya dijelaskan tentang keadaan fisik, sikap, atau watak dari tokoh-tokohnya.
©         Cara dramatik yaitu pengarang menjelaskan dengan cara:
§        Melukiskan keadaan sekitar tokoh
§        Melukiskan reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama
§        Melukiskan pikiran dan perasaan tokoh
§        Melukiskan perbuatan tokoh
Sedangkan macam-macam penokohan ditinjau dari sikap, watak, cara berpikir, dan sebagainya dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
©         Tokoh protagonis yakni tokoh yang memiliki watak dan sikap hidup yang baik, sehingga disenangi pembaca
©         Tokoh antagonis yakni tokoh yang memiliki watak yang tidak sesuai dengan kehendak pembaca. Biasanya berupa tokoh-tokoh dengan watak dan sifat yang jahat
©         Tokoh tritagonis yakni tokoh yang selalu bertindak sebagai pihak ketiga yang berusaha menjadi juru damai dalam konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis.



























Bab III
Pembahasan

3.1 Pengartian tema Cerpen Robohnya Surau Kami
Tema atau pokok persoalan cerpen Robohnya Surau Kami sesungguhnya terletak pada persoalan batin kakek Garin setelah mendengar bualan Ajo Sidi. Gambaran ini terletak pada halaman 10 berikut ini.
“Sedari mudaku aku disini, bukan? Tak ku ingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, ku serahkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka…. Tak ku pikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada umatNya yang tawakkal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepadaNya. Aku bersembahyang setiap waktu. Aku puji-puji dia. Aku baca KitabNya. “Alahamdulillah” kataku bila aku menerima karuniaNya. “Astaghfirullah” kataku bila aku terkejut. ” Masa Allah bila aku kagum.” Apakah salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.”
Kemudian pada halaman 16 gambaran itu ditegaskan kembali, yaitu :
“Tidak, kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan diri mu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kaum mu sendiri, melupakan kehidupan anak istimu sendiri, sehingga mereka itu kucar kacir selamanya. Inilah kesalahan mu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikitpun.”
Dengan demikian, jika kita buat kesimpulan atas fakta-fakta di atas maka tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga lalai itu sehingga masalah kelalaiannya itu akhirnya mampu membunuh dirinya. Dan simpulan temanya itu ternyata bersifat universal.








 5
                                                                                                                                                   6      

3.2 Penokohan pada cerpen Cerpen Robohnya Surau Kami
                                                                          
a.Tokoh Aku
Tokoh ini begitu berperan dalam cerpen ini. Dari mulutnya kita bisa mendengar kisah si Kakek yang membunuh dirinya dengan cara menggorok lehernya dengan pisau. Pengarang menggambarkan tokoh ini sebagai orang yang ingin tahu perkara orang lain.
  
          b. AjoSidi
               Tokoh ini sangat istimewa. Tidak banyak dimunculkan tetapi sangat menentukan                     keberlangsungan cerita ini . Secara jelas tokoh ini disebut sebagai si tukang bual. Sebutan ini muncul melalui mulut tokoh Aku. Menurut si tokoh Aku, Ajo Sidi disebutkan sebagai si tukang bual yang hebat karena siapa pun yang mendengarnya pasti terpikat. Selain itu bualannya selalu mengena.
           c. Si Kakek
Tokoh ini agaknya menjadi tokoh sentral. Dia menjadi pusat cerita. Oleh si pengarang tokoh ini digambarkan sebagai orang yang mudah dipengaruhi dan gampang mempercayai omongan orang, pendek akal dan pikirannya, serta terlalu mementingkan diri sendiri dan lemah imannya.
Penggambaran watak seperti ini karena tokoh kakek mudah termakan cecrita Ajo Sidi. Padahal yang namanya cerita tidak perlu ditanggapi serius tetapi bagi si kakek hal itu seperti menelanjangi kehidupannya. Seandainya si kakek panjang akal dan pikirannya serta kuat imannya tidak mungkin ia mudah termakan cerita Ajo Sidi. Dia bisa segera bertobat dan bersyukur kepada Tuhan sehingga dia bisa membenahi hidup dan kehidupannya sesuai dengan perintah tuhannya. Tetapi sayang, dia segera mengambil jalan pintas malah masuk ke pintu dosa yang lebih besar.
            d. Haji Saleh
Tokoh ini adalah ciptaan Ajo Sidi. Pemunculannya sengaja untuk mengejek atau menyindir orang lain. Dengan begitu wataknya sudah dipersiapkan oleh penciptanya dan karena kemahirannya Ajo Sidi tokoh ini demikian hidup. Secara jelas dan gamblang watak tokoh ini digambarkan sebagai orang terlalu mementingkan diri sendiri.

 

 

 

Bab IV

 Penutup

4.1 Kesimpulan

1.Tema cerpen ini adalah seorang kepala keluarga yang lalai menghidupi keluarganya.  
2. Penokohan
Tokoh dalam cerpen ini ada empat orang, yaitu tokoh Aku, Ajo Sidi, Kakek, dan Haji Soleh.
1) Tokoh Aku berwatak selalu ingin tahu urusan orang lain.
2) Ajo Sidi adalah orang yang suka membual
3) Kakek adalah orang yang egois dan lalai, mudah dipengaruhi dan mempercayai orang lain.
4) Haji Soleh yaitu orang yang telah mementingkan diri sendiri.

4.2 Saran
Dengan adanya uraian tentang cerpen “Robohnya Surau Kami” karaya A.A.Navis di atas             penulis menharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan karya tulis selanjutnya. Penulis beharap dengan adanya karya tulis ini memberi  kesenangan tentang cerpen.



7             

Daftar Pustaka
Anindyarini,Atikah.2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Surana. 2001. Garis Besar Sejarah sastra Indonesia Lama. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia untuk SMU/MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Tjahjono, Libertus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores-NTT: Nusa
 Indah.





        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar